Fujiwara Kamatari pemimpin Jepang
Fujiwara Kamatari pemimpin Jepang
Anonim

Fujiwara Kamatari, nama asli Nakatomi Kamatari, atau Kamako, (lahir 614, Provinsi Yamato, Jepang — meninggal November 14, 669, Provinsi Yamato), pendiri keluarga besar Fujiwara yang mendominasi Jepang dari abad ke-9 hingga abad ke-12.

Ulangan

Sejarah Smorgasbord: Fakta atau Fiksi?

Uang kertas pertama kali dikeluarkan karena kekurangan uang logam.

Pada awal abad ke-7 keluarga Soga yang kuat benar-benar mendominasi istana Kekaisaran Jepang. Namun, pada 645, bersama dengan seorang pangeran Kekaisaran yang kemudian memerintah sebagai kaisar Tenji (661-671), Kamatari membunuh kepala keluarga Soga dan melakukan kudeta. Sebagai hadiah atas jasanya, Kamatari diberi posisi menteri dalam negeri, dan dalam peran ini ia mampu menerapkan serangkaian langkah-langkah yang dikenal sebagai "Reformasi Taika" (Taika no kaishin). Taika, yang berarti "perubahan besar," adalah istilah yang diadopsi untuk seluruh era ini sesuai dengan kebiasaan Cina menghitung waktu dengan "periode tahun" (nengō) yang sewenang-wenang. Reformasi-Nya membantu memperkuat kekuatan pemerintah pusat dan mengubah sistem politik dan ekonomi Jepang menjadi faksimili kecil di T'ang Cina (618–907). Pada tahun 669, sebagai hadiah atas jasanya, Kamatari diberi nama keluarga baru Fujiwara, dan di bawahnya klan Fujiwara menjadi sangat tertutup.

Reformasi Kamatari, pada kenyataannya, merupakan upaya untuk mengadaptasi seluruh sistem politik dan sosial Cina ke Jepang. Hukum dikodifikasikan, tanah subur disurvei, dan semua rumah tangga terdaftar. Baik kepemilikan pribadi atas tanah dan kepemilikan pribadi oleh para pekerja pertanian dihapuskan; mantan pemilik ditunjuk untuk mengawasi properti yang pernah mereka miliki, meskipun secara teoritis mereka dianggap pegawai pemerintah pusat, yang kekuatannya secara mencolok diperbesar. Wilayah metropolitan modal baru didirikan; negara itu dibagi menjadi provinsi-provinsi yang diperintah oleh orang-orang yang ditunjuk oleh pemerintah pusat; serangkaian jalan baru dan stasiun pos dibangun untuk meningkatkan komunikasi dengan kabupaten-kabupaten terpencil; dan sistem pajak yang seragam diperkenalkan. Langkah-langkah ini membantu menyelesaikan proses sentralisasi dan Sinicization yang telah dimulai pemerintah 100 tahun sebelumnya.