Tepung sagu
Tepung sagu

Perbedaan Tepung Sagu, Tepung Tapioka dan Tepung Maizena Versi Dhasilfa Raditya (Mungkin 2024)

Perbedaan Tepung Sagu, Tepung Tapioka dan Tepung Maizena Versi Dhasilfa Raditya (Mungkin 2024)
Anonim

Sagu, pati makanan yang dibuat dari bahan karbohidrat yang disimpan di batang beberapa telapak tangan, sumber utamanya adalah Metroxylon rumphii dan M. sagu, palem sagu yang berasal dari kepulauan Indonesia.

Pohon sagu tumbuh di daerah berawa rendah, biasanya mencapai ketinggian hampir 9 m (30 kaki) dan mengembangkan batang tebal. Tanaman matang dalam 15 tahun, menghasilkan perbungaan, atau lonjakan bunga, dan empulur, atau bagian tengah, dari batang menjadi penuh dengan bahan berpati. Ketika buah dibiarkan terbentuk dan matang, ia menyerap pati, meninggalkan batang berlubang, dan pohon mati setelah buah matang. Tanaman yang dibudidayakan ditebang ketika lonjakan bunga muncul, dan batangnya dibagi menjadi beberapa bagian dan dibelah terbuka sehingga empulur bertepung dapat diekstraksi. Bahan yang diekstraksi diparut untuk membuat bubuk, yang diremas dengan air di atas saringan, melalui mana pati melewati ke palung di bawah, meninggalkan serat kayu di belakang. Setelah beberapa kali dicuci, makanan sagu yang dihasilkan siap untuk penggunaan lokal. Ketika disiapkan untuk ekspor, tepung sagu dicampur dengan air untuk membentuk pasta dan digosok melalui saringan dari berbagai ukuran, menghasilkan biji-bijian yang dijual sebagai mutiara atau sagu, tergantung pada ukurannya.

Sagu adalah pati yang hampir murni, terdiri dari 88 persen karbohidrat, protein 0,5 persen, dan lemak dalam jumlah kecil, dan hanya mengandung sedikit vitamin B. Ini adalah makanan dasar dari wilayah Pasifik barat daya, di mana ia digunakan dalam bentuk makanan untuk menyiapkan sup, kue, dan puding. Di tempat lain, penggunaannya dalam masakan terutama sebagai puding dan pengental saus. Dalam industri digunakan sebagai pengaku tekstil.

Di Indonesia, hutan sagu sangat luas di Pulau Seram. Borneo, yang memproduksi sebagian besar sagu yang diimpor ke Eropa, telah menambah penanaman baru sebagai akibat dari meningkatnya permintaan. Telapak tangan Indonesia lainnya yang merupakan sumber sagu meliputi palem gomuti (Arenga pinnata), palem kittul (Caryota urens), dan palem kol (Corypha umbraculifera). Dua spesies Amerika Selatan yang menghasilkan sagu adalah Mauritia flexuosa dan Guilielma gasipaes.